Rabu, 10 Februari 2021

MEMBANGUN TIM YANG KUAT

 

Topik manajemen manusia adalah sesuatu yang sangat menarik bagi semua orang, terutama bagi seorang pengusaha, tidak jadi msalah apakah ia memimpin 5, 12, 100, atau 10.000 karyawan. Entah itu pebisnis, seorang profesional, atau ibu rumah tangga, kita semua harus mengatur keluarga, kerabat, teman, dan rekan kerja kita. Prinsip, konsep, kebiasaan, dan keterampilan mengatur orang lain, untuk semua bidang adalah sama, tidak peduli apakah yang sedang Anda kelola itu sebuah bisnis kecil atau besar.

Begitu Anda mengerti dasarnya, yakinlah Anda akan mampu mengatur karyawan dengan lebih baik sehingga untuk jangka panjang akan menghasilkan lebih banyak laba, kegembiraan, dan kedamaian. Yang harus Anda perhatikan dan menjadi tujuan utama Anda adalah hasil jangka panjang, karena setiap aksi yang berhubungan dengan orang lain memiliki dampak jangka pendek, menengah dan panjang.

Manajemen yang efektif merupakan investasi dalam pengembangan manusia. Tidak ada tongkat sihir atau matra magic yang dapat membantu Anda dalam mengatur karyawan. Bahkan bagi seorang manajer paling sukses sekalipun masih terus menyempurnakan cara mengelola karyawannya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola karyawan di sebuah perusahaan, apalagi sebuah usaha yang baru, banyak membutuhkan ekstra kerja keras.

1.      Pimpinlah karyawan dengan bendera di tangan. Artinya, seorang pengusaha harus selalu berperilaku seperti seorang pemimpin, dengan bendera di tangan, sehingga karyawannya dapat mengikutinya di belakang. “keberhasilan seorang pemimpin adalah keberhasilan tim”. Ingatlah akan ilmu itik, pernahkah Anda memperhatikan saat itik di gembalakan oleh pengembalanya? Coba perhatikan bagaimana saat ia mengacungkan tongkatnya ke kiri atau ke kanan, pemimpin itik yang biasanya jantan di barisan paling depan mengikuti pemerintah “sang bos”. 

 

2.      Pahami efek pygmalion dalam mengembangkan karyawan. Begini maksudnya, apabila seseorang meyakini sesuatu sebagai hal yang benar, ia akan bertingkah laku sesuai dengan keyakinannya itu. Pikiran menjadi aksi, dan aksi-aksi ini dengan adanya pihak kedua berubah menjadi inter-aksi. Persepsi individu lainnya inilah yang menjadi dasar dalam mengambil keputusan. Ini disebut ramalan yang terwujud dengan sendirinya (self fulfilling prophecy), atau efek pymalion.

 

3.      Kesuksesan karyawan adalah kesuksesan Anda. Kebebasan, kesuksesan, dan kebahagian adalah tiga hal yang tidak dapat Anda miliki kecuali jika Anda bersedia memberi dan berbagi akan keiga hal tesebut dengan kayawan Anda. Biasakan untuk memberitahu alasan Anda menginginkan mereka melakukan seuatu. Karena seorang karyawan tidak akan pernah sungguh-sungguh bekerja hingga mereka memahami bahwa peran mereka dapat membuat perusahaan menjadi sukses.

 

4.      Selalu memupuk harga diri karyawan. Pujilah karyawan Anda yang melakukan pekerjaan baik secara spontan, jangan ditunda-tunda, karena spontanitas yang Anda lakukan akan memberikan kebhagiaan bagi mereka. Ajarkan pula pada karyawan Anda untuk disiplin dengan memberi contoh dari diri Anda sendiri. Dan berilah karyawan Anda rasa aman, pendidikan, pelatihan, uang, tantangan, serta kepuasan bekerja. Diatas semua itu, berilah mereka penghargaan, seperti Anda berharap pada atasan Anda semasa bekerja tentunya.

1.      Maafkan kesalahan Anda dengan tulus hati. Manusia adalah karyawan, karyawan adalah manusia. Manusia memiliki kelemahan seperti malas, tamak, pemarah, berdusta, egois, dan sebagainya. Setelah Anda mengetahui bahwa semua kelmahan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari karyawan. Anda dapat terus mengingatnya sementara karyawan menyelesaikan tugas. Lakukanlah dengan tulus untuk memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh karyawan Anda.

 

MENJADIKAN TIM PEMENANG

Bukan sebuah perkara yang mudah untuk menjadikan tim Anda sebuah tim pemenang. Apalagi bagi sebuah usaha yang baru dirintis tentunya banyak sekali ha-hal yang perlu dibenahi, apalagi menyangkut hasil produk atau jasa yang di harapkan dapat diserap oleh pasar. Selain hal produk atau jasa yang adalah penting untuk keberlangsungan usaha Anda, faktor manusia adalah penting, sebab merelah yang menjadi tangan Anda, kaki, mata dan telinga Anda. Bagaimana akan berjalan sebuah usaha apabila tim work-nya tidak berjalan seperti yang diharapkan? Produk yang dihasilkan dapat diproses dengan baik melalui sebuah mesin, sedangkan manusia ia memiliki hati dan pikiran yang harus kita satukan dengan visi perusahaan kita dan keinginan serta harapan kita. Ada lima prinsip yang perlu Anda perhatikan dalam membangun sebuah tim pemenang:

·     Jangan menerapkan konsep manajemen petunjuk/instruksi

·     Harus ada pengorbanan yang setara

·     Memiliki relasi yang baik dengan karyawan

·     Tempatkan diri Anda dalam posisi orang lain

·     Berkomunikasilah dengan baik

 

Mengelola Diri Sendiri

1.      Apa Kekuatan Saya?

Sebagian orang menganggap dirinya tahu apa yang mereka kuasai dengan baik. Tapi biasnya mereka salah. Orang lebih sering tahu tentang apa yang tidak mereka   kuasai dengan baik – tapi kebanyakan mereka keliru. Seseorang tidak dapat membangun kinerja melalui kelemahannya atau bergantung pada sesuatu yang sama sekali tidak dapat dilakukannya.

Satu-satunya cara untuk menemukan kekuatan Anda adalah melalui analisa umpan balik. Ketika Anda membuat keputusan atau mengambil tindakan penting, tuliskan kejadian yang Anda harap terjadi. Sembilan atau 12 bulan kemudian, bandingkan hasil nyata dengan harapan Anda. Jika diterapkan secara konsisten, dalam waktu dua hingga tiga tahun, metode ini akan menunjukkan letak kekuatan Anda – dan inilah hal terpenting yang perlu diketahui. Metode ini akan menunjukkan apa yang Anda lakukan serta kegagalan apa yang menghalangi Anda dalam memanfaatkan kekuatan Anda sepenuhnya. Metode ini juga menunjukkan titik di mana Anda tidak kompeten. Akhirnya, metode ini menunjukkan titik kelemahan Anda dan tugas-tugas yang tidak dapat Anda jalankan dengan baik.

Analisa umpan balik diikuti dengan implikasi berupa beberapa tindakan. Pertama dan terutama, konsentrasikan pada kekuatan Anda. Tempatkan diri pada titk dimana kekuatan Anda membuahkan hasil. Kedua, tingkatkan kekuatan Anda. Hasil analisis ini dengan cepat akan memperlihatkan titk di mana Anda perlu meningkatkan dan memperoleh ketrampilan baru.metode ini juga akan memperlihatkan kekosongan pengetahuan Anda – biasanya kekosongan itu dapat diisi. Ahli matematika memang dilahirkan, tetapi setiap orang dapat mempelajari trigonometri. Ketiga, analisis umpan balik akan menemukan di mana keangkuhan intelektual yang melumpuhkan ketidaktahuan Anda, dan kemudian mengatasinya.

1.      Bagaimana Saya Berkinerja?

Secara menakjubkan hanya sedikit orang yang mengetahui bagimana cara mereka menyelesaikan sesuatu. Walaupun begitu, sebagian besar dari kita bahkan tidak mengetahui bahwa orang lain bekerja secara berbeda. Terlalu banyak orang yang bekerja bukan dengan cara mereka sendiri, dan itu menjamin tidak adanya kinerja. Bagi pekerja, pertanyaan “Bagaimana saya berkinerja?” mungkin merupakan pertanyaan yang lebih penting ketimbang “Apa talenta saya?”.

Hal itu berkaitan dengan kepribadian, apakah kepribadian itu alami atau dikembangkan, tentu saja dibentuk jauh sebelum seseorang bekerja. Dan bagaimana seseorang berkinerja adalah bakat atau pemberian (given), demikian juga halnya dengan kelebihan atau kekurangan seseorang. Kinerja seseorang dapat sedikit dimodifikasi, tetapi tidak mungkin menjadi benar-benar berubah – dan tentunya bukan hal mudah.

 

1.      Apakah Saya Seorang Pembaca atau Pendengar?

Pertama-tama Anda harus tahu termasuk tipe pembaca atau pendengar. Sedikit sekali orang yang tahu  bahwa mereka seorang pembaca dan pendengar, dan jarang sekali ada orang yang merupakan keduanya. Bahkan lebih sedikit lagi orang yang tahu bahwa mereka adalah salah satunya. Sedikit sekali pendengar yang diciptakan, atau membuat dirinya menjadi pembaca yang kompeten, begitu pula sebaliknya. Pendengar yang mencoba menjadi pembaca akan mengalami kegagalan, begitu juga dengan pembaca yang menjadi pendengar akan bernasib sama. Keduanya tidak akan pernah berhasil jika tidak menjadi apa adanya, jadilah seoarng pendengar dan jadilah seorang pembaca.

 

2.      Bagaimana Saya Belajar?

Hal kedua untuk mengetahui cara kerja seseorang adalah dengan mengetahui cara belajarnya. Banyak penulis kelas atas (salah satunya adalah Winston Churchill ) tidak memiliki prestasi yang baik di sekolah. Mereka cenderung mengenang masa sekolahnya sebagai masa penyiksaan. Mungkin mereka tidak terlalu menikmati sekolah, tetapi hal terburuk yang mereka derita adalah kebosanan. Penjelasannya adalah bahwa lazimnya penulis tidak boleh belajar dengan cara menulis. Karena sekolah tdak mengizinkan mereka untuk belajar dengan cara ini, maka mereka mendapat nilai buruk.

Sekolah di mana pun disusun dengan asumsi bahwa hanya ada satu cara tepat untuk belajar dan cara ini berlaku bagi semua orang. Tetapi tekanan untuk belajar dengan cara yang diajarkan di sekolah adalah ibarat neraka bagi pelajar yang memiliki cara belajar berbeda . sebenarnya mungkin terdapat banyak cara lain untuk belajar.

Dari semua bagian penting tentang pengetahuan mengenai diri sendiri, memahami cara Anda belajar adalah sesuatu hal yang mudah untuk dikuasai. Setelah Anda memahaminya pertanyaan penting yang harus dijawab adalah apakah saya bekerja dengan baik di bawah tekanan, atau apakah saya memerlukan lingkungan yang terstruktur dan dapat diprediksi? Apakah saysa bekerja dengan baik dalam organisasi besar atau dalam organisasi kecil? Sangat sedikit orang yang dapat bekerja dengan baik dalam semua jenis lingkungan. Intinya satu pengulangan kata, jangan mencoba untuk mengubah diri Anda kemungkinan tidak berhasil.

1.    Apa Nilai-Nilai Saya?

Untuk dapat mengelola diri Anda, pada akhirnya Anda harus bertanya. Apa saja nilai saya?Ini buka pertanyaan tentang etika. Sehubungan dengan etika, aturan yang berlaku akan sama bagi setiap orang, dan ujian ini sangat mudah.

Bekerja dalam suatu organisasi yang memiliki sistem nilai yang tidak dapat diterima atau tidak sesuai dengan sistem nilai seseorang akan menyebabkan seseorang frustasi dan tidak dapat bekerja dengan baik. Sebuah bisnis akan berjalan untuk hasil jangka pendek atau jangka panjang itu dikarenakan memiliki sebuah nilai. Setiap pemain bisnis yang sukses memahami hal ini dengan lebih baik. Dapat dipastikan bahwa setiap perusahaan harus membuahkan hasil dalam jangka pendek. Tetapi dalam konflik antara hasil jangka panjang dan pertumbuhan jangka pendek, tiap-tiap perusahaan akan menentukan prioritasnya. Ini bukan ketidaksetujuan terhadap ekonomi. Pada dasarnya ini adalah konflik nilai tentang fungsisuatu bisnis dan tanggung jawab manajemen.

Seperti halnya manusia, organisasi memiliki nilai. Agar dapat bekerja efektif dalam suatu organisasinya. Nilai ini tidak harus sama, tetapi cukup berdekatan untuk dapat hidup bersama. Jika tidak, orang itu tidak hanya akan merasa frustasi tetapi tidak akan memberikan hasil.

Kekuatan seseorang dan cara bekerjanya jarang sekali mengalami konflik, biasanya keduanya saling melengkapi. Tetapi kadang kala ada konflik anatara nilai seseorang dengan kekuatannya. Apa yang dilakukan oleh seseorang dengan baik (bahkan sangat baik dan berhasil) tidak cocok dengan sistem nilainya. Pada kasus ini, pekerjaan tidak lagi menjadi sesuatu yang berharga dan penting dalam kehidupan seseorang. 

 

1.      Di mana Tempat Saya?

Segelintir orang sudah tidak tahu sejak dini tempat yang tepat bagi mereka. Ahli matematika, musikus, dan jurumasak, biasanya telah menjadi ahli matematika, musikus atau jurumasak sejak mereka berusia 4 atau 5 tahun. Dokter biasanya memutuskan karier mereka pada usia belasan tahun, atau mungkin lebih muda. Tetapi kebanyakan orang yang sangat berbakat, belum benar-benar mengetahui tempat mereka sampai usia pertengahan 20-an. Walaupun sejak saat itu seharusnya mereka sudah tahu jawaban dari ketiga pertanyaan ini apa kekuatan saya, bagaimana saya bekerja dan apa saja nilai-nilai saya. Kemudaian mereka dapat memutuskan di mana tempat mereka.

 

2.      Apa Yang Harus Saya Kontribusikan?

Sepanjang sejarah, banyak orang tidak pernah bertanya “Apa yang harus saya kontribusikan?” Mereka diperintahkan untuk mengotribusikan sesuatu, dan tugas mereka didikte oleh pekerjaan itu sendiri (seperti petani maupun montir) atau oleh tuan besar (seperti pembantu rumah tangga). Sampai belum lam berselang, masih ada anggapan bahwa kebanyakan orang adalah bawahan yang melakukan perintah. Bahkan tahun 1950-an dan 1960-an, knowledge worker yang baru (selanjutnya disebut sebagai orang organisasi) mengandalkan departemen personalia perusahaannya untuk merencanakan karier mereka.

 

Knowledge worker harus belajar untuk mengajukan pertanyaan yang belum pernah diajukan sebelumnya apa yang harus saya kontrbusikan? Untuk menjawabnya mereka harus mengacu pada tiga elemen berbeda; Apa yang dituntut oleh situasi ini? Dengan kekuatan saya, cara saya berkinerja, dan nilai-nilai saya, bagaimana saya dapat memberikan kontribusi terbesar terhadap pekerjaan yang perlu diselesaikan ini? Dan yang ketiga, hasil apa yang harus dicapai untuk menciptakan perbedaan?.

1.      Tanggung Jawab Membina Hubungan

Sebagian besar orang bekerja sama dan efektif dengan orang lain. Hal itu berlaku baik sebagai anggota organisasi ataupun pekerja lepas. Mengelola diri sendiri termasuk menerima tanggung jawab untuk membina hubungan. Mengelola diri sendiri terbagi atas dua bagian.

 

Pertama, adalah menerima fakta bahwa orang lain adalah sosok individu yang sama dengan Anda. Mereka berusaha keras untuk bersikap manusiawi. Ini berarti bahwa mereka juga memiliki kekuatan;  memiliki cara untuk menyelesaikan pekerjaan; dan memiliki nilai-nilai. Oleh karenanya, agar efektif, Anda harus mengetahui kekuatan, cara kerja, dan nilai-nilai rekan kerja Anda.

 

Kedua, dalam pengelolan diri sendiri adalah tanggung jawab komunikasi. Komunikasi yang tidak berjalan akan menimbulkan konflik antar pribadi. Kebanyakan hal ini muncul karena orang-orang tidak tahu apa yang oleh orang lain dan bagiamana cara kerjanya, atau konsentrasi kontribusi dari orang lain dan hasil yang diharapkan. Penyebab dari ketidaktahuan itu adalah karena mereka tidak bertanya dan karenanya, mereka tidak diberitahu.

Kegagalan bertanya ini mencerminkan bahwa kebodohan manusia tercermin dalam sejarah manusia. Sampai belum lama berselang, orang tidak perlu menceritakan hal seperti ini pada siapa pun. Di tengah kota, setiap orang dalam dalam satu distrik melakukan perdagangan yang sama. Di tepi kota, setiap orang di lembah menanam sayur cabai yang sama 4 atau 5 bulan menjelang hari raya tiba. Bahkan ada segelintir orang yang bekerja sendirian dalam melakukan sesuatu yang tidak “biasa”, sehingga mereka tidak harus bercerita pada orang lain tentang pa yang mereka kerjakan.

Organisasi tidak lagi dibangun berdasarkan pemaksaan, tetapi berdasarkan kepercayaan. Adanya kepercayaan diantara orang-orang yang berada di dalamnya tidak perlu berarti bahwa mereka saling menyukai. Kepercayaan berarti Anda saling memahami satu sama lain. Oleh karenanya, bertanggung jawab dalam membina hubungan adalah sesuatu yang penting, bahkan merupakan keharusan.



Tidak ada komentar

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
© PANDUAN BISNIS DARI NOL
Maira Gall