Topik manajemen
manusia adalah sesuatu yang sangat menarik bagi semua orang, terutama bagi
seorang pengusaha, tidak jadi msalah apakah ia memimpin 5, 12, 100, atau 10.000
karyawan. Entah itu pebisnis, seorang profesional, atau ibu rumah tangga, kita
semua harus mengatur keluarga, kerabat, teman, dan rekan kerja kita. Prinsip,
konsep, kebiasaan, dan keterampilan mengatur orang lain, untuk semua bidang
adalah sama, tidak peduli apakah yang sedang Anda kelola itu sebuah bisnis
kecil atau besar.
Begitu Anda
mengerti dasarnya, yakinlah Anda akan mampu mengatur karyawan dengan lebih baik
sehingga untuk jangka panjang akan menghasilkan lebih banyak laba, kegembiraan,
dan kedamaian. Yang harus Anda perhatikan dan menjadi tujuan utama Anda adalah
hasil jangka panjang, karena setiap aksi yang berhubungan dengan orang lain
memiliki dampak jangka pendek, menengah dan panjang.
Manajemen yang
efektif merupakan investasi dalam pengembangan manusia. Tidak ada tongkat sihir
atau matra magic yang dapat membantu Anda dalam mengatur karyawan. Bahkan bagi
seorang manajer paling sukses sekalipun masih terus menyempurnakan cara
mengelola karyawannya.
Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola karyawan di sebuah perusahaan,
apalagi sebuah usaha yang baru, banyak membutuhkan ekstra kerja keras.
1.
Pimpinlah karyawan dengan bendera di tangan. Artinya, seorang pengusaha harus selalu
berperilaku seperti seorang pemimpin, dengan bendera di tangan, sehingga
karyawannya dapat mengikutinya di belakang. “keberhasilan seorang pemimpin adalah
keberhasilan tim”. Ingatlah akan ilmu itik, pernahkah Anda memperhatikan saat
itik di gembalakan oleh pengembalanya? Coba perhatikan bagaimana saat ia
mengacungkan tongkatnya ke kiri atau ke kanan, pemimpin itik yang biasanya
jantan di barisan paling depan mengikuti pemerintah “sang bos”.
2.
Pahami efek pygmalion dalam mengembangkan karyawan. Begini maksudnya, apabila seseorang
meyakini sesuatu sebagai hal yang benar, ia akan bertingkah laku sesuai dengan
keyakinannya itu. Pikiran menjadi aksi, dan aksi-aksi ini dengan adanya pihak
kedua berubah menjadi inter-aksi. Persepsi individu lainnya inilah yang menjadi
dasar dalam mengambil keputusan. Ini disebut ramalan yang terwujud dengan
sendirinya (self fulfilling prophecy), atau efek pymalion.
3.
Kesuksesan karyawan adalah kesuksesan Anda. Kebebasan, kesuksesan, dan kebahagian
adalah tiga hal yang tidak dapat Anda miliki kecuali jika Anda bersedia memberi
dan berbagi akan keiga hal tesebut dengan kayawan Anda. Biasakan untuk
memberitahu alasan Anda menginginkan mereka melakukan seuatu. Karena seorang
karyawan tidak akan pernah sungguh-sungguh bekerja hingga mereka memahami bahwa
peran mereka dapat membuat perusahaan menjadi sukses.
4.
Selalu memupuk harga diri karyawan. Pujilah karyawan Anda yang melakukan pekerjaan baik secara
spontan, jangan ditunda-tunda, karena spontanitas yang Anda lakukan akan
memberikan kebhagiaan bagi mereka. Ajarkan pula pada karyawan Anda untuk
disiplin dengan memberi contoh dari diri Anda sendiri. Dan berilah karyawan
Anda rasa aman, pendidikan, pelatihan, uang, tantangan, serta kepuasan bekerja.
Diatas semua itu, berilah mereka penghargaan, seperti Anda berharap pada atasan
Anda semasa bekerja tentunya.
1.
Maafkan kesalahan Anda dengan tulus hati. Manusia adalah karyawan, karyawan adalah
manusia. Manusia memiliki kelemahan seperti malas, tamak, pemarah, berdusta,
egois, dan sebagainya. Setelah Anda mengetahui bahwa semua kelmahan ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari karyawan. Anda dapat terus
mengingatnya sementara karyawan menyelesaikan tugas. Lakukanlah dengan tulus
untuk memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh karyawan Anda.
MENJADIKAN TIM PEMENANG
Bukan sebuah perkara yang mudah untuk
menjadikan tim Anda sebuah tim pemenang. Apalagi bagi sebuah usaha yang baru
dirintis tentunya banyak sekali ha-hal yang perlu dibenahi, apalagi menyangkut
hasil produk atau jasa yang di harapkan dapat diserap oleh pasar. Selain hal
produk atau jasa yang adalah penting untuk keberlangsungan usaha Anda, faktor
manusia adalah penting, sebab merelah yang menjadi tangan Anda, kaki, mata dan
telinga Anda. Bagaimana akan berjalan sebuah usaha apabila tim work-nya tidak
berjalan seperti yang diharapkan? Produk yang dihasilkan dapat diproses dengan
baik melalui sebuah mesin, sedangkan manusia ia memiliki hati dan pikiran yang
harus kita satukan dengan visi perusahaan kita dan keinginan serta harapan
kita. Ada lima prinsip yang perlu Anda perhatikan dalam membangun sebuah tim
pemenang:
· Jangan menerapkan konsep manajemen
petunjuk/instruksi
· Harus ada pengorbanan yang setara
· Memiliki relasi yang baik dengan karyawan
· Tempatkan diri Anda dalam posisi orang
lain
· Berkomunikasilah dengan baik
Mengelola Diri Sendiri
1.
Apa Kekuatan Saya?
Sebagian orang
menganggap dirinya tahu apa yang mereka kuasai dengan baik. Tapi biasnya mereka
salah. Orang lebih sering tahu tentang apa yang tidak mereka kuasai dengan baik – tapi kebanyakan mereka
keliru. Seseorang tidak dapat membangun kinerja melalui kelemahannya atau
bergantung pada sesuatu yang sama sekali tidak dapat dilakukannya.
Satu-satunya cara untuk menemukan kekuatan Anda adalah melalui analisa umpan balik. Ketika Anda membuat keputusan atau mengambil tindakan penting, tuliskan kejadian yang Anda harap terjadi. Sembilan atau 12 bulan kemudian, bandingkan hasil nyata dengan harapan Anda. Jika diterapkan secara konsisten, dalam waktu dua hingga tiga tahun, metode ini akan menunjukkan letak kekuatan Anda – dan inilah hal terpenting yang perlu diketahui. Metode ini akan menunjukkan apa yang Anda lakukan serta kegagalan apa yang menghalangi Anda dalam memanfaatkan kekuatan Anda sepenuhnya. Metode ini juga menunjukkan titik di mana Anda tidak kompeten. Akhirnya, metode ini menunjukkan titik kelemahan Anda dan tugas-tugas yang tidak dapat Anda jalankan dengan baik.
Analisa umpan balik diikuti dengan implikasi berupa beberapa tindakan. Pertama dan terutama, konsentrasikan pada kekuatan Anda. Tempatkan diri pada titk dimana kekuatan Anda membuahkan hasil. Kedua, tingkatkan kekuatan Anda. Hasil analisis ini dengan cepat akan memperlihatkan titk di mana Anda perlu meningkatkan dan memperoleh ketrampilan baru.metode ini juga akan memperlihatkan kekosongan pengetahuan Anda – biasanya kekosongan itu dapat diisi. Ahli matematika memang dilahirkan, tetapi setiap orang dapat mempelajari trigonometri. Ketiga, analisis umpan balik akan menemukan di mana keangkuhan intelektual yang melumpuhkan ketidaktahuan Anda, dan kemudian mengatasinya.
1.
Bagaimana Saya Berkinerja?
Secara
menakjubkan hanya sedikit orang yang mengetahui bagimana cara mereka
menyelesaikan sesuatu. Walaupun begitu, sebagian besar dari kita bahkan tidak
mengetahui bahwa orang lain bekerja secara berbeda. Terlalu banyak orang yang
bekerja bukan dengan cara mereka sendiri, dan itu menjamin tidak adanya
kinerja. Bagi pekerja, pertanyaan “Bagaimana saya berkinerja?” mungkin
merupakan pertanyaan yang lebih penting ketimbang “Apa talenta saya?”.
Hal itu berkaitan dengan kepribadian, apakah kepribadian itu alami atau dikembangkan, tentu saja dibentuk jauh sebelum seseorang bekerja. Dan bagaimana seseorang berkinerja adalah bakat atau pemberian (given), demikian juga halnya dengan kelebihan atau kekurangan seseorang. Kinerja seseorang dapat sedikit dimodifikasi, tetapi tidak mungkin menjadi benar-benar berubah – dan tentunya bukan hal mudah.
1.
Apakah Saya Seorang Pembaca atau Pendengar?
Pertama-tama
Anda harus tahu termasuk tipe pembaca atau pendengar. Sedikit sekali orang yang
tahu bahwa mereka seorang pembaca dan
pendengar, dan jarang sekali ada orang yang merupakan keduanya. Bahkan lebih
sedikit lagi orang yang tahu bahwa mereka adalah salah satunya. Sedikit sekali
pendengar yang diciptakan, atau membuat dirinya menjadi pembaca yang kompeten,
begitu pula sebaliknya. Pendengar yang mencoba menjadi pembaca akan mengalami
kegagalan, begitu juga dengan pembaca yang menjadi pendengar akan bernasib
sama. Keduanya tidak akan pernah berhasil jika tidak menjadi apa adanya,
jadilah seoarng pendengar dan jadilah seorang pembaca.
2.
Bagaimana Saya Belajar?
Hal kedua untuk
mengetahui cara kerja seseorang adalah dengan mengetahui cara belajarnya.
Banyak penulis kelas atas (salah satunya adalah Winston Churchill ) tidak
memiliki prestasi yang baik di sekolah. Mereka cenderung mengenang masa
sekolahnya sebagai masa penyiksaan. Mungkin mereka tidak terlalu menikmati
sekolah, tetapi hal terburuk yang mereka derita adalah kebosanan. Penjelasannya
adalah bahwa lazimnya penulis tidak boleh belajar dengan cara menulis. Karena
sekolah tdak mengizinkan mereka untuk belajar dengan cara ini, maka mereka
mendapat nilai buruk.
Sekolah di mana pun disusun dengan asumsi bahwa hanya ada satu cara tepat untuk belajar dan cara ini berlaku bagi semua orang. Tetapi tekanan untuk belajar dengan cara yang diajarkan di sekolah adalah ibarat neraka bagi pelajar yang memiliki cara belajar berbeda . sebenarnya mungkin terdapat banyak cara lain untuk belajar.
Dari semua bagian penting tentang pengetahuan mengenai diri sendiri, memahami cara Anda belajar adalah sesuatu hal yang mudah untuk dikuasai. Setelah Anda memahaminya pertanyaan penting yang harus dijawab adalah apakah saya bekerja dengan baik di bawah tekanan, atau apakah saya memerlukan lingkungan yang terstruktur dan dapat diprediksi? Apakah saysa bekerja dengan baik dalam organisasi besar atau dalam organisasi kecil? Sangat sedikit orang yang dapat bekerja dengan baik dalam semua jenis lingkungan. Intinya satu pengulangan kata, jangan mencoba untuk mengubah diri Anda kemungkinan tidak berhasil.
1. Apa Nilai-Nilai Saya?
Untuk dapat
mengelola diri Anda, pada akhirnya Anda harus bertanya. Apa saja nilai saya?Ini
buka pertanyaan tentang etika. Sehubungan dengan etika, aturan yang berlaku
akan sama bagi setiap orang, dan ujian ini sangat mudah.
Bekerja dalam suatu organisasi yang memiliki sistem nilai yang tidak dapat diterima atau tidak sesuai dengan sistem nilai seseorang akan menyebabkan seseorang frustasi dan tidak dapat bekerja dengan baik. Sebuah bisnis akan berjalan untuk hasil jangka pendek atau jangka panjang itu dikarenakan memiliki sebuah nilai. Setiap pemain bisnis yang sukses memahami hal ini dengan lebih baik. Dapat dipastikan bahwa setiap perusahaan harus membuahkan hasil dalam jangka pendek. Tetapi dalam konflik antara hasil jangka panjang dan pertumbuhan jangka pendek, tiap-tiap perusahaan akan menentukan prioritasnya. Ini bukan ketidaksetujuan terhadap ekonomi. Pada dasarnya ini adalah konflik nilai tentang fungsisuatu bisnis dan tanggung jawab manajemen.
Seperti halnya manusia, organisasi memiliki nilai. Agar dapat bekerja efektif dalam suatu organisasinya. Nilai ini tidak harus sama, tetapi cukup berdekatan untuk dapat hidup bersama. Jika tidak, orang itu tidak hanya akan merasa frustasi tetapi tidak akan memberikan hasil.
Kekuatan seseorang dan cara bekerjanya jarang sekali mengalami konflik, biasanya keduanya saling melengkapi. Tetapi kadang kala ada konflik anatara nilai seseorang dengan kekuatannya. Apa yang dilakukan oleh seseorang dengan baik (bahkan sangat baik dan berhasil) tidak cocok dengan sistem nilainya. Pada kasus ini, pekerjaan tidak lagi menjadi sesuatu yang berharga dan penting dalam kehidupan seseorang.
1.
Di mana Tempat Saya?
Segelintir
orang sudah tidak tahu sejak dini tempat yang tepat bagi mereka. Ahli
matematika, musikus, dan jurumasak, biasanya telah menjadi ahli matematika,
musikus atau jurumasak sejak mereka berusia 4 atau 5 tahun. Dokter biasanya
memutuskan karier mereka pada usia belasan tahun, atau mungkin lebih muda.
Tetapi kebanyakan orang yang sangat berbakat, belum benar-benar mengetahui
tempat mereka sampai usia pertengahan 20-an. Walaupun sejak saat itu seharusnya
mereka sudah tahu jawaban dari ketiga pertanyaan ini apa kekuatan saya,
bagaimana saya bekerja dan apa saja nilai-nilai saya. Kemudaian mereka dapat
memutuskan di mana tempat mereka.
2.
Apa Yang Harus Saya Kontribusikan?
Sepanjang
sejarah, banyak orang tidak pernah bertanya “Apa yang harus saya
kontribusikan?” Mereka diperintahkan untuk mengotribusikan sesuatu, dan tugas
mereka didikte oleh pekerjaan itu sendiri (seperti petani maupun montir) atau
oleh tuan besar (seperti pembantu rumah tangga). Sampai belum lam berselang,
masih ada anggapan bahwa kebanyakan orang adalah bawahan yang melakukan
perintah. Bahkan tahun 1950-an dan 1960-an, knowledge worker yang baru
(selanjutnya disebut sebagai orang organisasi) mengandalkan departemen
personalia perusahaannya untuk merencanakan karier mereka.
Knowledge
worker harus belajar untuk mengajukan pertanyaan yang belum pernah diajukan
sebelumnya apa yang harus saya kontrbusikan? Untuk menjawabnya mereka harus
mengacu pada tiga elemen berbeda; Apa yang dituntut oleh situasi ini? Dengan
kekuatan saya, cara saya berkinerja, dan nilai-nilai saya, bagaimana saya dapat
memberikan kontribusi terbesar terhadap pekerjaan yang perlu diselesaikan ini?
Dan yang ketiga, hasil apa yang harus dicapai untuk menciptakan perbedaan?.
1.
Tanggung Jawab Membina Hubungan
Sebagian besar
orang bekerja sama dan efektif dengan orang lain. Hal itu berlaku baik sebagai
anggota organisasi ataupun pekerja lepas. Mengelola diri sendiri termasuk
menerima tanggung jawab untuk membina hubungan. Mengelola diri sendiri terbagi
atas dua bagian.
Pertama, adalah menerima fakta bahwa orang lain
adalah sosok individu yang sama dengan Anda. Mereka berusaha keras untuk
bersikap manusiawi. Ini berarti bahwa mereka juga memiliki kekuatan; memiliki cara untuk menyelesaikan pekerjaan;
dan memiliki nilai-nilai. Oleh karenanya, agar efektif, Anda harus mengetahui
kekuatan, cara kerja, dan nilai-nilai rekan kerja Anda.
Kedua, dalam pengelolan diri sendiri adalah tanggung jawab komunikasi. Komunikasi yang tidak berjalan akan menimbulkan konflik antar pribadi. Kebanyakan hal ini muncul karena orang-orang tidak tahu apa yang oleh orang lain dan bagiamana cara kerjanya, atau konsentrasi kontribusi dari orang lain dan hasil yang diharapkan. Penyebab dari ketidaktahuan itu adalah karena mereka tidak bertanya dan karenanya, mereka tidak diberitahu.
Kegagalan bertanya ini mencerminkan bahwa kebodohan manusia tercermin dalam sejarah manusia. Sampai belum lama berselang, orang tidak perlu menceritakan hal seperti ini pada siapa pun. Di tengah kota, setiap orang dalam dalam satu distrik melakukan perdagangan yang sama. Di tepi kota, setiap orang di lembah menanam sayur cabai yang sama 4 atau 5 bulan menjelang hari raya tiba. Bahkan ada segelintir orang yang bekerja sendirian dalam melakukan sesuatu yang tidak “biasa”, sehingga mereka tidak harus bercerita pada orang lain tentang pa yang mereka kerjakan.
Organisasi tidak lagi dibangun berdasarkan
pemaksaan, tetapi berdasarkan kepercayaan. Adanya kepercayaan diantara
orang-orang yang berada di dalamnya tidak perlu berarti bahwa mereka saling
menyukai. Kepercayaan berarti Anda saling memahami satu sama lain. Oleh
karenanya, bertanggung jawab dalam membina hubungan adalah sesuatu yang
penting, bahkan merupakan keharusan.
Tidak ada komentar
Posting Komentar