Dalam
kesempatan ini penulis ingin berbagi beberapa peluang usaha yang mungkin dapat
menjadi ide bagi pembaca dalam membuka usaha baru. Beberapa tulisan ide peluang
bisnis diantaranya:
1.Telur Asin Sumber Protein
Hewani Yang Murah
Konsumen terbesar produk telur asin adalah masyarakat menengah ke bawah, karena telur asin dapat dijadikan sumber protein hewani yang murah. Sebagian besar konsumen telur asin adalah penduduk di kota-kota besar. Disamping untuk konsumen rumah tangga, konsumen lainnya yang sangat potensial adalah restoran, rumah makan, kapal-kapal laut, rumah sakit, asrama-asrama, perusahaan jasa boga dan sebagainya. Perkembangan industri telur asin akan mendorong perkembangan peternakan itik akan berdampak kepada peningkatan pendapatan para peternak itik yang umumnya merupakan masyarakat pedesaan. Oleh karena
itu,
industri telur asin dapat dijadikan salah satu usaha yang dapat diandalkan
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat menengah dan bawah serta dapat mengurangi
ketergantungan terhadap sumber protein mahal seperti daging.
Pusat-pusat
produksi telur asin umumnya berlokasi sama dengan sentrasentra penghasil telur
itik. Produsen telur itik terbesar di Indonesiia adalah Provinsi Jawa Barat
dengan jumlah produksi 37.447 ton diikuti dengan Provinsi Sulawesi Selatan
22.153 ton dan Provinsi Kalimantan Selatan 20.105 ton. Di Provinsi Jawa Barat,
sentra-sentra telur itik antara lain terdapat di Kabupaten Indramayu dan
Cirebon.
Ruangan
proses produksi industri telur asin tidak harus memenuhi suatustandar tertentu,
namun diperlukan beberapa ruangan dengan tingkatpencahayaan yang berbeda.
Ruangan untuk melakukan penyortiran danpencucian telur harus ruangan yang
terang, sedangkan ruangan untukpengasinan telur diharapkan cukup tertutup dan
hangat.
Peralatan
yang banyak digunakan dalam proses produksi telur asin adalah ember atau baskom
untuk tempat pencampuran adonan dengan telur serta tempat untuk mencuci telur.
Adapun peralatan lainnya berupa panci tempat perebusan telur dan kompor.
Disamping itu dibutuhkan tempatpenyimpanan telur untuk menyimpan telur asin
pada proses pengasinan.
Proses
pembuatan telur asin ini sangat sederhana dan tidak memerlukan teknik yang
khusus, bisnis ini dapat dikatakan sebuah bisnisrumahan dalam artian tidak membutuhkan permodalan
yang cukup besar dalam pengadaan sarana dan prasarananya. Barang-barang yang
ada di dapur atau di rumah Anda dapat dimanfaatkan sebagai peralatan produksi.
Dengan membuat telur asin selain untuk dikonsumsi sendiri juga dapat dijadikan
sebagai pendapatan tambahan bagi rumah tangga.
Hanya
saja mungkin untuk masyarakat di kota besa dalam penyedian bahan baku utamanya
yaitu telur itik agak sedikit kesulitan, tetapi di pasar tradisional ada juga
yang menjual telur itik tawar. Hanya saja Anda perlu jeli dalam memilih bahan
bakunya. Jika usaha pembuatan telur asin sudah berkembang Anda dapat mencari
sumber bahan bakunya langsung ke peternak di sekitar kota Anda. Lakukan saja
pembuatan telur asin dalam skala rumahan, jika ditekuni bisa jadi yang tadinya
sebagai penghasilan tambahan malah menjadi sumber penghasilan utama penopang
keluarga.
Proses
produksi telur asin:
Penseleksian
telur itik
Penseleksian
telur itik dilakukan pada saat pembelian telur itik dimana telur dengan
kualitas jelek tidak akan diterima/dibeli. Sedangkan penyeleksian telur di
lokasi pembuatan telur asin dilakukan pada saat akan melakulan pencampuran
dengan adonan. Tingkat kegagalan proses ini sangat rendah, dimana dari 1000
butir telur hanya terdapat 1 butir yang tidak layak untuk dijadikan telur asin
(satu permil).
Proses
penseleksian telur itik pada saat akan melakukan pencampuran dengan adonan
terbagi menjadi dua macam pengamatan, yaitu pengamatan kekuatan kulit telur
(dites dengan membenturkan dua butir telur satu sama lain) serta pengamatan
keutuhan kulit telur (diamati secara visual apabila
terdapat
keretakan) dapat dilakukan di bawah
sinar lampu.
Proses
produksi
Telur
asin dapat dibuat melalui beberapa teknik penggaraman yang secara umum dibagi
menjadi tiga macam proses, yaitu :
1.
Cara penyuntikan, yaitu memasukkan larutan garam ke dalam telur
dengan
teknik penyuntikan,
2.
Cara perendaman, yaitu telur direndam dalam larutan garam atau
adonan
lumpur garam,
3.
Cara pemeraman, yaitu pembungkusan atau penyalutan telur yang
dilumuri
dengan adonan pengasin (garam dan tanah liat).
4. Dengan media abu gosok (sisa pembakaran sekam) dari penggilingan padi yang dicampur dengan garam sesuai ukuran.
Teknik
penyuntikan merupakan teknik yang paling mudah dan cepat untuk menghasilkan
telur asin, tetapi cara ini sangat beresiko dalam menghasilkan telur asin yang
baik dan mulus, karena adanya proses pelubangan kulit telur guna memasukkan
cairan garam. Jika pengusaha belum trampil dan belum menguasai cara ini, maka
teknik ini dianjurkan untuk tidak dilakukan.
Cara pengasinan dengan perendaman dalam larutan garam atau adonan adalah proses pembuatan telur asin yang paling sederhana. Pada proses ini dilakukan pembuatan larutan garam dengan cara mencampur air dan garam dapur sampai jenuh, dimana air tidak mampu lagi melarutkan garam atau pembuatan adonan tepung bata merah dengan garam. Perendaman telur yang sudah dicuci kedalam larutan tersebut selama 8 hari.
Keunggulanpembuatan telur asin dengan cara ini adalah prosesnya lebih singkat, meski kualitas telur asin yang dihasilkan kurang bagus dibandingkan proses pemeraman. Untuk menghindari telur tidak mengapung jika menggunakan larutan jenuh garam maka diberi pemberat pada permukaannya, sedangkan untuk adonan bata merah dan garam tidak perlu diberi tutup pemberat.
Pencucian
Pencucian
telur dilakukan dengan tujuan menghilangkan sisa-sisa adonan pengasin yang
masih melekat pada telur. Pencucian ini dilakukan dengan cara menggosok kulit
telur dengan sikat yang telah dibasahi cairan sabun
Perebusan
Proses
perebusan bertujuan untuk mematangkan telur asin mentah. Proses ini dilakukan
pada panci perebus dengan ukuran yang bervariasi dengan kapasitas panci
berkisar antara 500 - 1.000 butir untuk sekali rebus . Proses perebusan sendiri
dilakukan selama kurang lebih 3-5 jam. Setelah direbus telur asin dapat
dikonsumsi hingga 21 hari.
Penirisan
dan Pemberian Cap
Setelah
dilakukan perebusan, telur asin dikeluarkan dari panci perebus dan dilakukan
proses penirisan. Proses ini dilakukan di atas wadah dimana telur
diangin-anginkan hingga kering dan tidak terlalu panas. Proses selanjutnya
adalah pemberian cap merek
dagang dan kode produksi.
Penyimpanan
Pada tahapan
akhir proses produksi, telur asin yang telah diberi cap merek akan dikemas
dalam berbagai macam bentuk pengemas, seperti pengemas plastik kue agar
terlihat manis dan berkualitas. Atau Anda dapat mendisain sendiri tempat untuk
telur asinnya agar lebih menarik.
Tidak ada komentar
Posting Komentar